Friday, October 26, 2018

Mengapa orang-orang Kristen tidak berpuasa sebagaimana orang-orang Muslim?


Kaum Muslim dan Kristen sama-sama berpuasa namun dengan tujuan yang berbeda. Demi untuk menaati salah satu dari Lima Rukun, seorang Muslim wajib berpuasa pada bulan Ramadan. Banyak kaum Muslim yang dengan tulus berusaha memperoleh berkah dan pengampunan saat berpuasa.

Bagi orang-orang Kristen, puasa bukan kewajiban tapi kesenangan. Dengan tidak makan justru memberi kesempatan kepada mereka untuk menyatakan kepuasan mereka pada Tuhan dan bukannya pada makanan. Walaupun puasa tidak menghasilkan jasa dari Tuhan atau tempat di firdaus, banyak orang Kristen yang berpuasa karena alasan-alasan berikut ini:

- Menyatakan kepuasan mereka pada Tuhan (Lukas 4:4)

- Merendahkan diri di hadapan Tuhan (Daniel 9:3; 10:12)

- Memohon pertolongan Tuhan (2 Samuel 12:16; Ester 4:16; Ezra 8:23)

- Mencari kehendak Tuhan (Kisah 13:2-3)

- Bertobat dari dosa (Yunus 3:5-10; 1 Raja-Raja 21:25-29)

- Menyembah Tuhan tanpa gangguan (Lukas 2:36-38)

Walaupun Yesus (Isa) mendorong untuk berpuasa, Dia tidak menetapkan kapan atau berapa lama seseorang berpuasa. Para pemimpin agama pada jaman Isa membanggakan diri bahwa mereka berpuasa dua kali seminggu, namun Yesus mempertanyakan kesungguhan mereka. Orang-orang Kristen meneladani contoh dari Dia.

Contoh Isa dalam hal puasa

Pada awal dari pelayanan Isa di depan umum, sebelum mujizat-mujizat dan pengajaranNya, Dia berpuasa selama empat puluh hari. Sesudah itu Iblis mencobai Yesus saat Dia masih lemah karena lapar, “ Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus … Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.” (Matius 4:2, 8-11). Sekalipun Iblis mencobai Yesus untuk berdosa, Yesus tidak jatuh dan tetap sempurna, tidak seperti orang-orang lainnya dalam sejarah.

Peringatan Isa mengenai puasa yang sombong

Jangan berpuasa untuk berlagak suci di hadapan orang

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."” (Matius 6:16-18)

Jangan berpuasa untuk mendapatkan pengampunan dosa.

(Farisi = seseorang yang menjadi anggota dari sekte Yahudi yang fundamental)

“Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:11-14)

Yesus mengajarkan bahwa kita tidak bisa masuk ke firdaus melalui berpuasa. Dosa kita membuat perbuatan agamis kita yang paling salehpun tidak pantas.

Isa mengubah puasa (Markus 2:18-22)

Yesus mengajarkan bahwa mengikuti kehendak kudus Allah memberi kepuasan yang lebih besar dari makan, “ Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:31-34)

Apa itu kehendak dan pekerjaan Allah? “Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."” (Yohanes 6:35-40)

Sama seperti kita akan mati jikalau tidak makan, kita juga akan mati secara rohani (terpisah untuk selamanya dari Tuhan di dalam neraka) kalau kita tidak menerima Yesus, sang Roti Hidup itu. Karena Dia “turun dari Surga”, dari dari Anak Dara, Yesus menyebut Allah BapaNya. Melalui kehidupanNya yang sempurna, kematian dan kebangkitanNya, Yesus membuktikan bahwa Dia adalah Allah, Anak Allah.

Yesus menggenapi kehendak BapaNya, menyelamatkan orang-orang berdosa dengan menanggung dosa mereka di atas salib. Dengan membangkitkan Yesus dari antara orang mati, Allah menyatakan bahwa Dia menerima pengorbanan Yesus.

Bagaimana Anda menerima sang Roti Hidup? Anda harus berbalik dari dosa dan percaya kepada kematian dan kebangkitan Yesus untuk menyelamatkan Anda – bukan percaya pada kebaikan sendiri melalui perbuatan-perbuatan seperti berpuasa.

Setelah menyelamatkan Anda dari dosa, Yesus memberi Anda kemauan dan kekuatan untuk memuliakan Allah melalui perbuatan-perbuatan baik seperti misanya berpuasa, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:22-23).

Apakah orang Kristen dan Islam menyembah Allah yang sama?

Apakah orang Kristen dan Islam menyembah Allah yang sama?



Jawaban terhadap pertanyaan ini bergantung kepada apa yang dimaksud dengan ”Allah yang sama.” Tidak dapat disangkal bahwa pandangan Islam terhadap Allah dan pandangan Kristen terhadap Allah memiliki banyak kesamaan. Kedua-duanya memandang Allah sebagai Yang Berdaulat, Mahakuasa, Mahatahu, Mahahadir, suci, adil, benar. Baik Islam maupun keKristenan percaya kepada Allah yang esa yang adalah Pencipta segalanya. Jadi, dalam pengertian ini, ya, benar, orang-orang Kristen dan Islam menyembah Allah yang sama.

Pada saat yang sama ada perbedaan-perbedaan penting antara pandangan Kristen dan Islam terhadap Allah. Walaupun kaum Muslimin memandang Allah sebagai Allah yang memiliki atribut kasih, pemurah dan penuh rahmat, Allah tidak mengungkapkan atribut-atribut ini sebagaimana Allah Kristen. Namun demikian, perbedaan paling menyolok dalam pandangan Islam dan Kristen mengenai Allah adalah konsep inkarnasi. Orang-orang Kristen percaya bahwa Allah telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Orang-orang Islam memandang konsep ini sebagai penghujatan terbesar. Kaum Muslimin tidak pernah dapat menerima pemikiran bahwa Allah mau mnejadi manusia untuk mati bagi dosa-dosa dunia ini. Kepercayaan terhadap Allah yang berinkarnasi dalam Pribadi Yesus Kristus adalah sangat mendasar dalam kepercayaan Kristen mengenai Allah. Allah telah menjadi manusia sehingga Dia dapat berempati dengan manusia, dan yang lebih penting, sehingga Dia dapat menyediakan keselamatan, pengampunan dosa.

Jadi apakah orang-orang Kristen dan Islam menyembah Allah yang sama? Ya dan tidak. Barangkali pertanyaan yang lebih baik adalah, ”Apakah orang-orang Kristen dan Islam sama-sama memiliki pengertian yang benar tentang seperti apakah Allah itu?” Jawabannya jelas adalah tidak. Ada perbedaan-perbedaan yang sangat krusial antara konsep Kristen dan Islam mengenai Allah. Kita percaya bahwa keKristenan memiliki pandangan yang benar terhadap Allah karena tidak akan bisa ada keselamatan kecuali kalau dosa dibayar lunas. Hanya Allah yang dapat membayar harga seperti itu. Hanya dengan menjadi manusia Allah dapat mati untuk dosa kita dan melunasi hutang dosa kita (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21).

ILUSTRASI : Pola Pikir Yang Baik

Sepasang suami-isteri .... beruntung mendapatkan tiket .... untuk dapat pergi ke rumah orangtuanya di kampung.

Ketika naik bus, ternyata telah ada seorang wanita duduk di tempat duduk mereka.

Inilah cerita si isteri :

Suami memintaku duduk dulu di samping wanita itu, namun .....
tidak meminta wanita ini berdiri.

Ketika kuperhatikan, ternyata kaki wanita itu cacat barulah aku tahu kenapa suamiku memberikan tempat duduknya.

Suamiku terus berdiri dari ...
Jogya sampai Nganjuk.

Dari awal,
dia tidak berusaha memberi tanda kalau itu adalah tempat duduknya.

Setelah turun dari bus,
aku berkata pada suamiku :
“Memberikan tempat duduk pada orang yang butuh memang baik, namun pertengahan perjalanan 'kan boleh memintanya berdiri agar gantian kamu yang duduk”

Suamiku menjawab :

“Orang lain tadi sudah tidak nyaman seumur hidup, aku hanya kurang nyaman selama 3 jam saja”

Mendengar perkataan ini,....
 aku sangat terharu
(betul sekali ...ya...seumur hidup...wanita itu sdh menderita karena cacat kaki nya)
suamiku sedemikian baik,
namun.... tidak mau orang lain tahu akan kebaikannya,
itu membuat diriku merenungkan arti sebuah .....
KETULUSAN.



Pesan moral nya :

Ternyata segala hal-hal yang menjengkelkan atau hal-hal yang menyenangkan hanyalah tergantung bagaimana ....
pola pikir kita dalam menerima dan memandang sesuatu.

Setiap hal dalam kehidupan ini bisa saja sangat menyiksa dan menjengkelkan bila kita menganggap dan memandangnya dengan Negatif.

Berdiri 3 jam diatas bis sangat menjengkelkan, bisa marah dan Memaki-maki meski dalam hati.

Tiap saat ....
kita dihadapkan untuk memilih antara mempertahankan hak atau ikhlas berkorban,

pada saat kita melepaskan hak dan lebih memilih memberi, disitulah sukacita dan kebahagiaan akan muncul...

“Kita tidak menjadi bahagia karena kaya uang,
........ tetapi......
 karena kaya akan Kebaikan, Berbagi dan limpah rasa Ikhlas dan Syukur”

Melakukan Hal Baik -
'Tanpa diketahui orang lain dan tanpa mengharapkan apa-apa' - sangatlah mulia.
Itulah makna dari sebuah Ketulusan / Keikhlasan !!!
       
Ada KeBahagiaan tersendiri ketika kita mampu Berbagi kepada org lain.

"Hidup yg Bahagia.... Jauh lebih Baik daripada hidup yg Sukses."
.........Sebab.......
Kesuksesan kita orang lain yang menilai.
........sedangkan.....
KEBAHAGIAAN.... Hidup kita,  Pikiran dan Perasaan kita yang Merasakan.

"Jangan Korbankan ...Kebahagiaan diri kita Demi untuk dinilai...Sukses oleh orang lain "


TUHAN MENYERTAI