Friday, November 30, 2018

ILUSTRASI Menantu dengan Mertua


Seorang lelaki yang baru menikah tinggal menumpang di rumah mertuanya. Beberapa saat tinggal bersamanya, akhirnya ia demikian kesal dengan ibu mertuanya yang menurutnya sangat brengsek, cerewet dan angkuh sekali. Setelah 2 tahun, baginya cukup sudah penderitaan itu. Ia memutuskan untuk mengakhiri dengan berencana membunuh ibu mertuanya.

Setelah memutar otak, ia pergi mendatangi petapa tua yang paling sakti di daerahnya. Usai ia bercerita dengan penuh kegeraman, sang petapa tersenyum dan mengangguk-angguk. Diberinya sebotol cairan yang menurut petunjuk sang petapa adalah racun yang sangat mematikan. Syaratnya harus diberikan sedikit demi sedikit selama 2 bulan, dan dalam memberikan ia diharuskan bersikap manis, berkata lebih sopan, serta selalu tersenyum. Hal ini untuk membuat si mertua supaya tidak mencurigainya. Dengan penuh kesabaran, hari demi hari ia mulai meracuni si mertua, tentunya dengan sikap manis, tutur kata yang lebih santun serta senyum yang tidak lepas dari mulutnya. Perlahan namun pasti ia mulai melihat perubahan pada mertuanya.

Ada satu hal yang membuatnya bingung, setelah satu bulan ia meracuni mertuanya, kelakuan mertua ini justru berubah menjadi demikian baik padanya. Sikapnya berubah 180 derajat dari sebelumnya, ia mulai menyapa lebih dahulu setiap kali ketemu. Pikirnya, ini pasti akibat awal dari racun itu, yakni adanya perubahan sikap sebelum akhirnya meninggal. Mendekati hari ke-40 sikap mertua semakin baik dan hubungan dengannya semakin manis, ia mulai membuatkan minum teh di pagi hari, menyediakan pisang goreng dan seterusnya. Sebuah perilaku mertua yang dulu tidak pernah ia bayangkan akan terjadi.

Puncaknya pada hari ke-50 mertua memasakkan makanan yang paling ia sukai, bahkan di pagi harinya ia terkejut saat mendapati bajunya sudah dicuci bahkan diseterika oleh si mertua. Tak ayal lagi, hati kecilnya mulai memberontak. Muncullah rasa bersalah yang makin hari makin menguat. Pada hari ke-55, sudah tak terbendung lagi penyesalan itu, karena melihat perubahan si ibu mertua yang menjadi sedemikian sayang padanya. Akhirnya pergilah ia ke petapa itu lagi, dengan terbata-bata penuh penyesalan dan rasa berdosa ia memohon-mohon untuk dibuatkan penangkal racun yang pernah diberikan sang petapa padanya.

Dengan senyum bijaksana, petapa itu berkata “Cairan yang kuberikan padamu dulu itu bukanlah racun, namun air biasa yang kuberi warna saja. Sikap mertuamu yang berubah menjadi sayang padamu, disebabkan karena sikap dirimu yang terlebih dahulu berubah menjadi lebih ramah, lebih santun dan selalu senyum padanya."

Apakah kita sering merasa kesal dengan sikap orang lain terhadap kita? Mungkin kita perlu mengoreksi diri kita sendiri, karena sikap orang lain terhadap kita adalah cerminan dari sikap kita terhadap orang lain.

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 7:12)

Thursday, November 29, 2018

Yesaya 45:1-8

Dalam teks ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat. Koresy disebut “yang diurapi”, sekalipun dia bukan seorang penyembah Allah (ay. 4-5). Gelar “yang diurapi” merupakan gelar sama yang Allah berikan kepada Anak-Nya (Mesias atau Kristus). Koresy (550-530 SM) diurapi dalam arti bahwa ia dipakai Allah untuk melaksanakan tugas penting membebaskan Israel dari perhambaan supaya Allah dapat menyelesaikan rencana-Nya, memakai Israel untuk mengadakan keselamatan bagi umat manusia. Koresy mendirikan kerajaan Persia yang bertahan selama dua abad. Ia merebut Babel pada tahun 539 SM dan kemudian membiarkan orang Yahudi kembali ke negeri mereka (Ezr. 1:11).

Allah menyatakan kehendak-Nya, yaitu mengurapi Koresy menjadi alat-Nya. Hal ini sangat mengejutkan Israel sebab janji Allah untuk membawa Israel kembali dari tawanan, di mana Allah memakai raja bangsa Persia yang tidak mengenal Allah. Koresy ditempatkan Allah di posisi hamba-Nya yang diurapi (Yes 45:1). Koresy adalah raja Persia yang tidak mengenal Allah, namun dipercayakan Allah mengemban peran Daud (2 Sam. 7:8). Bagi Israel, tidak ada secercah pun harapan dalam rencana Allah. Allah sendiri akan membuat Koresy berhasil (2 Sam. 7:1-3). Allah memiliki banyak tujuan, yaitu: agar raja itu mengakui Yahweh sebagai satu-satunya Allah yang benar (ay. 5-6; bnd. 2 Sam. 7:3); supaya bangsa-bangsa lain mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah yang sejati (2 Sam. 7:6); dan bahkan semua itu demi kebaikan Israel sendiri (2 Sam. 7:4). Oleh karena itu, meragukan apalagi mempertanyakan keputusan Allah itu sama bodohnya seperti tembikar mempertanyakan penjunan (2 Sam. 7:9), atau sama kurang ajarnya seperti anak mempertanyakan kelahirannya pada orangtuanya (2 Sam. 7:10). Betapa pun sukar dipahami rencana Allah itu, Israel harus menerimanya sebagai keputusan Allah yang berdaulat (2 Sam. 7:13), di mana Allah mencurahkan anugerah-Nya untuk kebaikan umat-Nya di bumi ini (2 Sam. 7:8).
Allah melakukan semua ini untuk mendemonstrasikan kedaulatan-Nya. “Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, tidak ada yang lain di luar Aku” (ay. 6). Allah adalah Tuhan atas semuanya, dan tidak ada satu pun akan jadi tanpa Dia (ay. 7). Akulah yang menjadikan terang, Akulah yang menciptakan gelap, Akulah yang menjadikan nasib mujur dan Akulah yang menciptakan nasib malang. Allah menciptakan segala kebaikan dan penghukuman bagi mereka yang melawan Allah. Melalui tindakan penyelamatan yang Allah kerjakan ini, bangsa-bangsa lain di luar Israel menyadari dan mengakui Allah Israel adalah satu-satunya Tuhan. Sejak dari awal dunia diciptakan, Allah ingin menunjukkan kepada segala bangsa bahwa Dialah Allah yang berdaulat atas segala yang diciptakan. Sadarilah bahwa tanpa campur tangan Allah kita tidak mampu menyelamatkan dan melindungi diri kita sendiri.

Wednesday, November 28, 2018

ILUSTRASI : BURUNG RAJA WALI


Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita atau sesuatu yang kita impikan selama ini.

Mazmur 25, Berbahagialah Orang Yang Diingat Tuhan

Baca: Mazmur 25
"Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN." (Mazmur 25:7)

Semua orang pasti berharap dirinya selalu diingat dan tidak dilupakan oleh sesamanya, seperti teman, kerabat atau saudara. Betapa sedih dan kecewanya bila pada suatu kesempatan kita bertemu dengan teman lama, ternyata teman kita itu sudah tidak lagi mengingat kita alias lupa. Kita patut bersyukur, sekalipun manusia bisa saja melupakan dan tidak lagi mengingat kita tapi Tuhan tak pernah melupakan kita. "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:4-5).

Alkitab menegaskan orang benarlah yang selalu diingat oleh Tuhan, "...orang benar itu akan diingat selama-lamanya." (Mazmur 112:6).Namun ada seorang penjahat yang diingat Tuhan, karena pada saat akhir perjalanan hidupnya ia merendahkan diri dan berpengharapan penuh kepada Tuhan. Oleh karena imannya itu Ia tidak lagi memperhitungkan dosa-dosanya, sebaliknya Ia mengingat dan menyelamatkannya. Orang itu adalah salah seorang penjahat yang disalibkan bersama Tuhan Yesus. Ketika penjahat lain menghujat-Nya, "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" (Lukas 23:39), tetapi penjahat yang satunya justru berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Lukas 23:42).Ketika Tuhan Yesus dalam keadaan tak berdaya, masih tergantung di atas kayu salib, penjahat ini percaya bahwa Dia adalah Raja. Karena imannya berkatalah Tuhan Yesus kepadanya, "...sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43).

Walaupun tadinya penjahat itu sama seperti penjahat lain di sebelah Tuhan Yesus, namun ia telah membuat keputusan penting dalam hidupnya yaitu bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pada saat ia masih berada di atas kayu salib. Ia menerima Tuhan Yesus sebagai Raja sebelum ia mati.

Kehidupan di masa lalu tak menentukan keselamatan: asal kita mau bertobat, langkah terakhir dari hidup ini yang menentukan!

Sunday, November 25, 2018

ILUSTRASI : Kebencian Hanya Menyakiti Dirimu Sendiri

Seorang anak laki-laki curhat kepada ayahnya tentang kebenciannya terhadap seorang teman yg menyakitinya.

Sang ayah berkata, "Maafkan aja dia, hilangkan kebencianmu."

"Tidak bisa ayah. Saya sangat membencinya." Anak itu bersikeras.

"Ya sudah sekarang tidurlah, besok pagi ada yang harus kita kerjakan," kata sang ayah.

Pagi hari sang ayah sudah menyiapkan sekarung kerikil yang digantung di pintu pagar belakang. "Coba kamu bayangkan karung ini sebagai perwujudan temanmu, kemudian pusatkan kebencianmu pada kepalan tanganmu dan pukulah sekeras dan sebanyak mungkin karung ini," kata sang ayah kepada anaknya.

Sang anak menuruti perintah ayahnya. Tetapi hanya 3 kali pukulan keras dia sudah kesakitan di tangannya, memar dan berdarah.

"Apakah teman yang kamu benci di sana merasakan sakit seperti yang kamu derita saat ini?" tanya sang ayah.

"Tentu tidak," kata sang anak.

Sang ayah mulai menasehati. "Begitulah yang terjadi pada hatimu, anakku. Kebencian hanya menyakiti hatimu sendiri, teman yang kamu benci tidak akan menderita melebihi deritamu. Bahkan bilapun kamu memukulnya, derita yang dia rasakan tidak akan melebihi derita hatimu.

"Mungkin dia luka oleh pukulanmu, namun luka luarnya akan cepat sembuh, sedangkan kebencianmu tidak akan berkurang, bahkan semakin besar menguasai hatimu. Itulah juga yang terjadi saat ada orang yang membencimu, kebenciannya tidak akan membuatmu menderita melebihi penderitaannya."

Tidak ada gunanya menyimpan kebencian di hati, karena hanya akan menyakiti diri sendiri. Tersenyumlah ketika hati kita tersakiti. Jangan biarkan kebencian bertumbuh di hati kita, karena ketika benih yang jahat itu tumbuh subur maka suatu saat benih itu akan menghancurkan hidup kita.

Kasihanilah dan doakan orang-orang yang membenci kita, karena sesungguhnya penderitaan di hati mereka jauh lebih dalam.

"Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran." (Amsal 10:12)

Kekuatan Pergaulan, Amsal 13:20

“Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang” (Amsal 13:20)

Sebuah pepatah Jawa mengatakan, “Cedhak kebo gupak.” Artinya, jika kita berdekatan dengan kerbau, pasti kita terkena kotorannya. Pepatah ini menjelaskan bahwa seseorang akan terpengaruh oleh lingkungan pertemanan dan pergaulannya. Anda setuju dengan pepatah ini? Entah anda setuju atau tidak, dalam Alkitab jelas tertulis bahwa: “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Ini menandakan betapa kuatnya pengaruh pergaulan atau komunitas dalam membentuk kebiasaan seseorang. Ayat ini bukan mengarahkan anda untuk menjadi orang yang anti-sosial atau hanya bergaul dengan orang percaya saja. Namun, anda perlu menghindari persahabatan dengan orang yang memiliki kebiasaan buruk.
Penulis Amsal juga menyampaikan nasihat senada, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang” (Amsal 13:20). Nasihat itu menandakan besarnya pengaruh pergaulan, baik secara positif maupun negatif. Jadi, kita harus selektif dalam memilih dengan siapa kita berteman dan bergaul.
Pertama, apakah kita sudah berteman, bergaul, dan memiliki komunitas yang membangun kehidupan yang berkenan di mata Tuhan? Kedua, sebagai orangtua, apakah kita mengenal dengan baik lingkungan pergaulan anak kita? Ketiga, bukannya kurang penting, sebagai teman, apakah kita sudah memberikan dampak yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan? Orang yang memiliki kebiasaan buruk juga memerlukan sentuhan untuk menjadi baik.
Dalam perjalanan hidup kita, yang menentukan baik buruknya hidup kita adalah dengan siapa kita bergaul. Pergaulan menjadi hal penentu utama dalam hidup kita. Jadi, kita harus pintar-pintar memilih teman. Karena teman-teman kita, menentukan masalah yang akan kita temui dan hadapi nanti. Teman bagaikan tombol lift, dapat membawa kita naik atau turun kerohaniannya.

Doa: Allah Roh Kudus, tuntunlah hidupku supaya dapat bergaul dengan orang yang tepat. Sehingga hidup kerohanianku semakin dewasa dan menjadi terang bagi sesama. Amin.

Jangan Asal Bapak Senang, Kolose 3:23-24

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya” (Kolose 3:23-24)

“Asal Bapak Senang” (ABS) adalah sebutan yang digunakan sebagai sindiran untuk sebuah atau sejumlah laporan yang sebenarnya tidak sesuai kenyataan, tapi tertulis dan direkayasa agar bagaimana si majikan atau pejabat tersenyum dan senang melihat laporan dari tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya.
Dalam Kolose 3:23 dikatakan: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Paulus menasihatkan orang percaya untuk menganggap semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan Yesus. Orang percaya dalam bekerja harus bekerja seakan-akan Kristus adalah majikannya yang akan memberikan upah kepadanya.
Apapun yang kita perbuat, tidak memandang bawahan atau atasan, di mata Tuhan adalah sama. Paulus mengajarkan bahwa sebagai bawahan maka harus melakukan pekerjaan dengan segenap hati untuk Tuhan, ada ketulusan, ketaatan, hormat kepada pemimpin. Jangan ABS (Asal Bapak Senang), tetapi tempatkanlah Tuhan sebagai majikan, dengan demikian hidup dan pekerjaan kita akan berkualitas. Sebaliknya, sebagai atasan, Paulus menasihatkan agar mereka juga melakukannya untuk Tuhan. Hal demikian akan menjauhkan mereka dari sikap sewenang-wenang, merasa membayar sehingga seenaknya memperlakukan karyawan atau bawahannya. Kepada atasan ataupun bawahan, Tuhanlah yang akan  menyediakan upah ataupun ganjaran tanpa memandang muka. Upah itu bisa berbentuk damai sejahtera, kebahagiaan, kesehatan dan sebagainya.
Marilah kita berlaku dan bertindak sesuai yang Tuhan kehendaki, jangan asal bos senang ataupun yang penting untung tanpa memperdulikan keadaan karyawannya. Maka upah yang menjadi bagian kita yang dari Tuhan akan diberikan atau dicurahkan tepat pada waktunya, tentunya itu jauh lebih berharga dari apapun juga.

Doa: Tuhan Yesus, ajar kami senantiasa hidup benar dengan melakukan segala sesuatu untuk Engkau. Dengan demikian kami pun mendapatkan upah yang dari Engkau. Amin.

Saturday, November 24, 2018

ILUSTRASI : Lakukan Yang Terbaik

Ada seorang pemuda yang ingin menimba pengalaman dari seorang pengusaha sukses. Dia pun mendatangi pengusaha tersebut dan berkata, “Terus terang saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak.”
Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia pun meminta anak muda itu menengadahkan tangannya. Si pemuda pun terheran-heran. Namun, lantas si pengusahapun menjelaskan maksudnya.
“Biar aku lihat garis tanganmu. Dan, simaklah baik-baik apa pendapatku tentangmu sebelum aku memberikan pelajaran seperti yang kamu minta”
Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata, “Lihatlah telapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Di sana ada garis kehidupan. Kemudian, di sini ada garis rezeki dan ada pula garis jodoh. Sekarang, menggenggamlah. Di mana semua garis tadi?” 
“Di dalam telapak tangan yang saya genggam.” jawab pemuda tersebut.
“Hal itu mengandung arti, bahwa apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Kerja keraslah untuk mendapatkan semua itu. Tetapi coba lihat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tidak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu. Karena di sanalah letak kekuatan Tuhan yang kita tidak akan mampu lakukan dan itulah bagianNya.”
Genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan sungguh, dan bawalah kepada Tuhan bagian yang tidak mampu engkau lakukan!
Do The Best and Let God Do The Rest!

Friday, November 23, 2018

Yesaya 43:1-7

YESAYA 43:1-7

Tuhan adalah Allah yang beranugerah. Walaupun umat-Nya tidak layak untuk mendapat penyertaan-Nya, namun dalam kemurahan-Nya Allah tetap menyertai dan melindungi mereka. Nats pada hari ini memperlihatkan kepada setiap kita bahwa dalam pembuangan Allah tetap menyertai dan melindungi umat-Nya.
Pada kitab Yesaya 42:25 Allah menumpahkan murka kepada umat yang tidak mau mengikuti jalan-Nya dan menghanguskan mereka. Namun, Allah menyatakan bahwa Ia tetap menyertai dan melindungi umat yang sedang Ia hukum. Inilah anugerah! Allah setia dengan perjanjian-Nya. Allah telah menciptakan dan membentuk Israel, Ia telah menebus dan memanggil Israel dengan nama-Nya, dan mereka adalah kepunyaan-Nya, “Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” (ayat 1). Oleh karena itu, dalam murka Ia tetap mengingat kasih sayang (bnd. doa Habakuk, Hab. 3:2), dan menyelamatkan umat-Nya dari air maupun api. Kontras antara air dan api merupakan sebuah idiom yang menyatakan totalitas dari kesulitan.
Penyertaan Tuhan juga dilandasi oleh apa yang telah Ia lakukan bagi umat-Nya di masa yang lampau. Istilah “TUHAN, Allah-mu” merupakan istilah yang dipakai dalam kitab Keluaran (Kel. 20:2), untuk menyatakan penebusan yang telah dilakukan oleh-Nya. “Yang Mahakudus, Allah Israel” adalah istilah yang secara khusus Yesaya pakai untuk Allah, menyatakan realitas kekudusan Allah dan relasinya dengan Israel. Kedua istilah ini memberikan penghiburan. Walaupun Allah murka karena kekudusan telah dilanggar, relasi perjanjian-Nya dengan Israel tetap bertahan. Allah setia dengan kasih-Nya, maka Ia akan menyelamatkan Israel walau harus menghancurkan bangsa lain (Ayat 4). Semua ini karena umat-Nya merupakan orang yang disebut dengan nama-Nya, yang telah Ia ciptakan untuk kemuliaan-Nya.
Puji Tuhan! Walaupun kita umat Allah yang sering tidak taat, Allah tetap memberikan anugerah penyertaan-Nya dan melindungi kita. Marilah kita bersyukur untuk anugerah-Nya yang begitu luar biasa ini. Berbaliklah dari dosa kita dan berkomitmenlah untuk lebih taat lagi kepada-Nya.

Pertanyaan Refleksi Pribadi:
Apakah Anda pernah mengalami penyertaan Tuhan? Dalam hal apa saja? Jawab:

Thursday, November 22, 2018

ILUSTRASI : Kepiting dan Pertapa

Suatu ketika di sore hari yang sejuk, nampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur,dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya.

Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting, engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”

“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda.dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.

“Lihat, anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik,tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong mahluk lain, tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, bukan?”

Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang paman ajarkan.”

Mempunyai sifat belas kasih, mau memperhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.

Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya. (Amsal 14:15)

ILUSTRASI : Cermin Diri

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya, “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati.”

Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”

“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu bernama, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.

“Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.

“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku,” kata sang Guru.

“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Pria itu menolak tawaran sang Guru.

“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”

“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”

“Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisasnya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh sang Guru tadi. Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.” Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, sayang.”

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut.

Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Sayang, aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi. “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ia masih mengalir terus. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu hidup!

Ilustrasi : Jendela Hati

Ada sepasang suami istri yang baru pindah rumah, ketika mereka menyantap sarapan pagi pada keesokan harinya, sang istri melihat tetangganya yang menjemur pakaian di luar rumah.

"Cuciannya tidak begitu bersih," ucap sang istri kepada suaminya. "Dia tidak tahu cara mencuci yang bersih, mungkin dia butuh sabun cuci yang lebih bagus."

Suaminya pun ikut melihat tetapi tidak berkomentar. Setiap kali tetangganya menjemur pakaian, sang istri selalu mengatakan hal yang sama.

Sebulan kemudian, sang istri terkejut ketika melihat cucian yang bersih dijemuran tetangganya, ia pun berkata pada suaminya, "Lihatlah! dia telah belajar cara mencuci yang benar, siapa yang mengajarkan padanya ya?"

Sang suami berkata, "Aku bangun awal pagi ini dan membersihkan jendela kita!"

Bukankah ide yang bagus untuk mengecek terlebih dahulu apakah "jendela" anda bersih? Apa yang kita lihat ketika melihat seseorang tergantung dari kebersihan "jendela" tempat kita melihat.

Sebelum kita mengkritik sesuatu, ada baiknya kita mengecek dulu pikiran kita dan bertanya pada diri kita sendiri apakah kita bisa melihat sesuatu yang salah dari orang lain. Apa yang kita lihat tergantung kacamata yang kita gunakan, kalau kita menggunakan kacamata hitam semua akan sangat gelap, namun bila kita menggunakan kacamata yang bening kita akan melihat semuanya sangat terang, tergantung dari sisi mana kita melihat.

"Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3)

Ilustrasi : Pelajaran Dari Sebuah Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya, “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.536.000 kali selama setahun ?”

“Ha?” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”

“Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?”

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak 3.600 kali? Banyak sekali itu.” Tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada jam, “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”

“Nah, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam penuh dengan antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31.536.000 kali dalam setahun.

Pada saat kita diperhadapkan dengan suatu tugas yang berat, acapkali kita berkata bahwa kita tidak sanggup. Namun, ketika kita mengambil komitmen untuk memulai dan mengerjakannya setahap demi setahap, tanpa sadar kita telah menyelesaikan tugas yang nampak berat tersebut. Pilihan selalu ada pada diri kita masing-masing.

Maukah kita memulainya sekarang dan percaya bahwa kita mampu melakukannya?

Matius 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Ilustrasi : Surat Dari Yesus Menjelang Natal

Sahabatku terkasih,

Seperti kalian ketahui, kita semakin dekat dengan hari ulang tahun-Ku. Setiap tahun ada suatu perayaan khusus demi menghormati-Ku, dan Aku pikir tahun ini perayaan ini juga akan dirayakan.

Pada masa ini banyak orang berbelanja hadiah-hadiah, banyak iklan-iklan di koran, televisi, maupun internet, dan di segenap penjuru dunia orang berbicara mengenai hari ulang tahun-Ku yang semakin menjelang.

Sungguh menyenangkan tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, orang berpikir tentang Aku.

Seperti kalian tahu, perayaan hari ulang tahun-Ku dimulai bertahun-tahun yang silam.

Pada awalnya, orang tampaknya mengerti dan mengucap syukur atas segala yang telah Aku lakukan bagi mereka, tetapi pada masa sekarang, tak seorang pun tampaknya tahu alasan perayaan ini.

Sanak saudara, teman dan sahabat, berkumpul bersama dan bergembira ria, tetapi mereka tak mengerti makna perayaan. Aku ingat, tahun lalu ada suatu perayaan besar demi menghormati-Ku. Meja perjamuan penuh dengan sajian makanan yang lezat, kue-kue, buah-buahan, beraneka macam permen dan coklat. Dekorasinya sungguh indah menawan, dan ada banyak.…banyak sekali hadiah-hadiah yang dibungkus cantik.

Tetapi, adakah kalian tahu? Aku tidak diundang.

Aku adalah tamu kehormatan dan mereka bahkan tidak ingat untuk mengirimi-Ku undangan.

Pesta itu untuk-Ku, tetapi ketika hari besar itu datang, Aku dibiarkan di luar; mereka menutup pintu di depan muka-Ku….padahal Aku begitu ingin bersama mereka, duduk dan makan bersama mereka.

Sesungguhnya, hal itu tidaklah mengejutkan-Ku, sebab beberapa tahun belakangan ini, semuanya menutup pintu bagi-Ku. Karena tak diundang, Aku memutuskan untuk ikut dalam pesta tanpa menarik perhatian. Aku masuk dan berdiri di pojok.

Mereka semuanya minum-minum; sebagian bahkan mulai mabuk dan melontarkan gurauan-gurauan dan menertawakan segala sesuatu. Sungguh, mereka riang-ria dalam pesta-pora.

Di puncak acara, seorang tua yang besar dan gendut berpakaian serba merah, berjanggung putih panjang, memasuki ruangan sembari berseru Ho-Ho-Ho! Tampaknya ia mabuk. Ia duduk di atas sofa dan anak-anak berlarian menyonsongnya, seraya berseru, “Santa Claus, Santa Claus”; seolah pesta ini untuknya!

Tengah malam semua saling berpelukan satu sama lain. Aku juga merentangkan tangan-Ku berharap seorang memeluk-Ku. Dan tahukah engkau, tak seorang pun datang untuk memberi-Ku pelukan.

Lalu, mereka mulai membagi-bagikan hadiah. Mereka membuka kado masing-masing dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika semuanya telah mendapatkan bagian, Aku mencari-cari, mungkin, ada satu hadiah untuk-Ku. Bagaimanakah gerangan perasaanmu ketika pada hari ulang tahunmu semua orang saling berbagi hadiah sementara engkau sendiri tidak mendapatkan apapun?  

Sebab itu, Aku mengerti bahwa Aku tidak dikehendaki dalam pesta itu, dan Aku pun meninggalkan pesta diam-diam.

Setiap tahun, keadaannya semakin parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, makan dan minum; tak seorang pun ingat akan Aku.

Aku rindu Natal ini engkau membiarkan-Ku masuk dalam hidupmu.

Aku rindu engkau mengenali kenyataan bahwa lebih dari duaribu tahun yang lalu, Aku datang ke dalam dunia demi memberikan nyawa-Ku bagi kalian, di salib, demi menyelamatkan kalian.

Hari ini, Aku rindu kalian meyakini hal ini dengan segenap hati.

Aku rindu berbagi dengan kalian. Karena begitu banyak orang tak hendak mengundang-Ku ke pesta mereka, maka Aku akan menyelenggarakan pesta-Ku sendiri, suatu pesta agung seperti yang tak pernah dibayangkan orang, suatu pesta yang spektakuler. Sekarang Aku sedang melakukan persiapan-persiapan terakhir.

Hari ini Aku mengirimkan banyak undangan, juga untukmu. Aku rindu mengetahui apakah engkau bermaksud datang. Aku akan menyediakan tempat bagimu dan menuliskan namamu dengan huruf-huruf emas dalam buku tamu-Ku.

Hanya mereka yang ada dalam daftar tamu akan diundang ke pesta.

Mereka yang tidak menjawab undangan ini akan tinggal di luar. Bersiaplah, sebab ketika semuanya telah siap, engkau akan menjadi bagian dari pesta agung-Ku.

Sampai jumpa. Aku mencintaimu!

Tertanda,

Yesus

Disiplin Untuk Mendengar Dengan Penuh Perhatian

Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Matius 10:27

Gelap? Siapa yang tidak pernah berada dalam gelap! Renungan hari ini mengatakan bahwa adakalanya Allah membawa kita melalui pengalaman dan disiplin kegelapan, untuk mengajar kita mendengar dan mematuhi Dia. Burung yang senang berkicau diajar berkicau dalam gelap, dan Allah memasukkan kita ke dalam “naungan tangan-Nya” sampai kita belajar mendengar Dia.

 Adakalanya Allah membawa kita melalui pengalaman dan disiplin (dalam) kegelapan untuk mengajar kita mendengar dan mematuhi Dia. Burung yang senang berkicau diajar berkicau dalam gelap, dan Allah memasukkan kita ke dalam “naungan tangan-Nya” sampai kita belajar mendengar Dia (Yesaya 49:2).

“Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap...” -- perhatikanlah bila Allah memasukkan Anda ke dalam gelap. Dan tutuplah mulut Anda selagi Anda di sana.

Apakah situasi Anda atau kehidupan Anda bersama Allah sekarang berada dalam kegelapan? Jika demikian, tetaplah tenang. Jika Anda membuka mulut Anda dalam gelap, Anda akan berbicara dalam suasana hati yang keliru -- kegelapan adalah waktu untuk mendengar. Jangan berbicara kepada orang lain tentang hal itu; jangan membaca buku-buku untuk mengetahui alasan dari kegelapan itu; tetapi dengarkan saja dan patuhlah.

Jika Anda berbicara kepada orang lain, Anda tidak akan dapat mendengar perkataan yang sedang disampaikan Allah. Bila Anda berada dalam gelap, dengarkanlah, Allah akan memberikan kepada Anda pesan yang berharga untuk disampaikan pada orang lain pada saat Anda kembali ke dalam terang.

Setelah setiap kali menjalani kegelapan, kita seharusnya mengalami pengalaman rasa senang-lega bercampur rasa malu dan bodoh. Jika yang ada hanya kesenangan/kelegaan, saya meragukan apakah kita benar-benar telah mendengar Allah.

Kita seharusnya merasa sukacita karena telah mendengar Allah berbicara, tetapi terutama rasa malu dan bodoh karena telah begitu lama waktu dibutuhkan baru mendengar Dia! Kemudian, kita akan berseru mengaku, “Betapa lambatnya aku mendengar dan memahami pesan yang dikatakan Tuhan kepadaku!” Padahal Allah telah mengucapkannya selama berhari-hari dan bahkan mungkin berminggu-minggu.

Akan tetapi, pada saat Anda mendengar Dia, Dia memberikan Anda rasa malu dan bodoh yang melegakan hati- suatu pemberian yang akan selalu membuat Anda mendengarkan Allah sekarang.

Wednesday, November 21, 2018

Kesaksian Anak Kecil Melihat Sorga

KESAKSIAN Colton Todd Burpo. Vision of Heaven (Penglihatan Sorga). Kesaksian seorang anak kecil yang melihat surga dan mendapatkan pesan dari Tuhan Yesus. Shalom, begini kisahnya :

Anak berumur tiga tahun ini sangat cerdas dan menggemaskan, namanya Colton Todd Burpo. Namun diusianya yang sangat muda itu, maut hampir saja menjemputnya.

“Ia mulai muntah-muntah di toilet, dan mulanya kami pikir virus di perut karena kata dokter memang sedang terjadi saat ini,” tutur ayahnya, Todd Burpo.

Tapi kondisi Colton semakin buruk dalam beberapa hari kemudian. Dokternya kemudian menemukan ternyata usus buntu anak itu sudah pecah, dan infeksinya telah menyebar ke seluruh tubuhnya.

“kami tahu kondisinya buruk sekali,” ujar Todd Burpo.

Colton akhirnya dipisahkan dari pasien lainnya, dan akan segera dioperasi.

“Sangat berat sekali melihat anakmu sepertinya tidak bernyawa,” demikian perasaan yang diungkapkan Sonya, ibu Colton. “Padahal ia anak yang sangat bersemangat.”

Suami istri Burpo itu duduk di lorong rumah sakit sambil memeluk anak mereka yang terkulai tidak berdaya itu. Mereka hanya bisa saling berpandangan melihat anak laki-laki yang sangat mereka cintai tersebut.

“Kami pergi ke ruang persiapan operasi. Saya ingat mereka menarik dia di lorong rumah sakit dan ia berteriak, “Ayah, jangan biarkan mereka membawa saya.” Saya akhirnya kembali ke ruang persiapan operasi untuk mengambil beberapa barang. Saya akhirnya sendirian dan menangis. Saya marah kepada Tuhan, saya frustrasi dan saya menyerah.”

“Tuhan, setelah apa yang kami lakukan untuk-Mu, sekarang kamu ambil anakku? Beginikah cara-Mu memperlakukan hamba-hamba-Mu?” demikian jerit ayah Callton.

Sebaliknya, Ibu Colton menghubungi beberapa orang untuk doa berantai bagi kondisi anaknya yang memburuk. Operasi tersebut berjalan sekitar satu setengah jam dan kedua orangtua Colton menantikan dengan cemas di depan ruang operasi.

“Apakah ada ayah Colton disini?” demikian tanya seorang suster yang keluar dari ruang operasi.

“Ya, saya disini. Ada apa?”

“Colton sedang dalam pemulihan dan ia menjerit memanggil Anda.”

Todd Burpo akhirnya masuk dan menemani anaknya. Colton yang tergeletak tak berdaya memandang pada sang ayah.

“Pa tahu ngga saya hampir saja mati?” demikian ungkap Colton.

“Pikiran pertama saya, mungkin dia mendengar suster bicara. Mereka mungkin pikir Colton pingsan karena obat bius, padahal tidak. Tapi setelah empat bulan setelah operasi, akhirnya kami mendengar cerita sebenarnya dari anak kami.”

“Jadi saya waktu itu melihat sorga,” demikian tutur Colton. “Yesus dan malaikat-malaikatnya datang dan membawa saya ke sorga.”

“Colton, seperti apa rupa Yesus waktu itu,” tanya Todd.

“Saya tahu bahwa orang pertama yang saya lihat adalah Yesus. Ia mengenakan jubah putih dengan selempang ungu. Dan ia turun dengan indah dan anggun.”

“Yah, Yesus punya tanda-tanda..” demikian ujar Colton berulang-ulang.

“Colton, dimanakah tanda-tanda yang ada pada Yesus?”

Colton menjatuhkan mainannya dan berdiri, dia menunjuk ke telapak tangannya dengan jarinya, “Disini ayah..” Dia lalu membungkuk dan menyentuhkan ujung jarinya pada kakinya.

Dia lalu menatap ayahnya, “Disitulah tanda-tanda pada Yesus yah..”

Suatu hari saat Colton sedang bepergian dengan sang ayah, dia bertanya, “Ayah, engkau pernah punya kakek namanya Pop, bener ngga?”

“ya..” demikian jawab Todd.
“Dia sangat baik..”
Todd terkejut, “Benarkah?”
“Iya, dulu ayah kecil suka main bersamanya dan memperbaiki sesuatu, bekerja bersama dia di peternakan dan berburu binatang bersamanya.”
“Bagaimana kamu bisa tahu hal itu?”
”Ya, saya diberitahu olehnya..”
Jadi sewaktu Colton di bawa ke sorga oleh Tuhan Yesus itu, dia di datangi seseorang bernama Pop. Dia bertanya, “Apakah kamu anaknya Todd?”
“Ya..” jawab Colton.
“Saya adalah kakek dari ayahmu.”

Jadi, di sorga itulah Colton bertemu dengan kakek buyutnya. Namun itu belumlah keseluruhan ceritanya. Suatu hari, saat ibunya sedang sibuk mengurus tagihan-tagihan rumah tangga, Colton datang dan berceloteh bahwa ia memilik dua adik perempuan. Padahal ia hanya punya seorang saudara perempuan bernama Casie.

“Akhirnya saya taruh tagihan-tagihan itu dan bertanya, “Apa maksudnya kamu punya dua adik perempuan?””
“Saya punya dua adik perempuan. Ibu pernah punya seorang bayi, mati di perut ibu.”
“Bagaimana kamu tahu bahwa kamu punya dua adik perempuan?”
“Dia yang beritahu saya,” demikian ungkap Colton sambil menggambarkan rupa adik perempuannya itu.
“Pertama kali dia melihat saya, dia datang dan memeluk saya,” ujar Colton.

Ternyata benar apa yang Colton katakan. Ibunya pernah keguguran, dan ia tidak pernah menyangka bahwa Colton telah bertemu adiknya itu.

“Ia menunggu kalian untuk datang ke sorga,” demikian ungkap Colton pada ibunya.

Ayah dan ibunya begitu terkesima mendengar celoteh bocah tiga tahun yang menceritakan tentang sorga itu dengan begitu detil. Todd penasaran, jika sorga begitu indah lalu mengapa Colton mau kembali ke bumi ini.

“Saya tahu saya akan meninggalkan sorga karena Yesus datang pada saya dan berkata, “Colton, kamu harus kembali pulang.” Walaupun saya tidak mau kembali, Ia katakan Ia menjawab doa ayah saya,” demikian tutur Colton.

“Saya ingat doa itu,” demikian kenang Todd,“itu doa yang tidak penuh hormat, kurang ajar, doa dengan berteriak kepada Tuhan. Dan Tuhan menjawab doa yang seperti itu..”

Saat iini Colton adalah seorang anak laki-laki yang sehat berumur 11 tahun. Ia terus membagikan dengan berani pengalamannya berada di sorga.

“Saya belajar bahwa Sorga itu nyata. Dan saya pikir Anda pasti akan menyukainya,” demikian ungkap Colton polos.

Bagaimana saya dapat memperoleh kepastian bahwa saya akan masuk Surga setelah saya meninggal dunia?

 Apakah Anda memiliki kepastian bahwa Anda memiliki hidup kekal dan akan masuk surga saat Anda meninggalkan dunia ini? Allah ingin Anda memiliki kepastian itu. Alkitab mengatakan, “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13). Misalnya Anda berdiri di hadapan Tuhan saat ini dan Dia bertanya, “Mengapa Saya harus mengijinkan engkau masuk Surga?” Apa yang akan Anda katakan? Anda mungkin tidak tahu bagaimana menjawabnya. Apa yang patut Anda ketahui ialah bahwa Tuhan mengasihi kita dan telah menyediakan cara untuk kita mendapat kepastian di mana kita akan melewati kekekalan. Alkitab mengatakan demikian, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).


 Pertama-tama kita perlu memahami masalah yang menghalangi kita masuk surga. Persoalan itu adalah pribadidosa kita yang menghalangi kita menjalin relasi dengan Tuhan. Secara pribadidan berdasarkan pilihan kita, kita ada orang berdosa. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Kita tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9). Kita pantas dibinasakan dan masuk neraka. “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23).

Tuhan suci dan adil, dan harus menghukum dosa, namun Dia mengasihi kita dan telah menyediakan pengampunan untuk dosa-dosa kita. Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Yesus mati bagi kita di atas salib: “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah” (1 Petrus 3:18). Yesus dibangkitkan dari antara orang mati: “Yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita (Roma 4:25).

Jadi kembali kepada pertanyaan kita yang semula – “Bagaimana saya tahu pasti bahwa saya akan masuk Surga saat saya meninggal dunia?” Jawabannya: percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan (Kisah Rasul 16:31). “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12). Anda dapat menerima hidup kekal sebagai hadiah CUMA-CUMA. “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Anda dapat memiliki hidup yang berkelimpahan dan bermakna saat ini juga. Yesus berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Anda dapat hidup dalam kekekalan bersama dengan Yesus di Surga karena Dia sudah berjanji, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:3).
Jikalau Anda mau menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda dan menerima pengampunan dari Tuhan, berikut ini adalah sebuah doa yang dapat Anda doakan. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah! Amin!”

Apakah Yesus satu-satunya jalan ke Surga?

 “Saya ini pada dasarnya adalah orang baik, karena itu saya akan masuk Surga.” “OK, saya ada melakukan beberapa hal yang tidak baik, tapi saya melakukan lebih banyak hal-hal yang baik, jadi saya akan masuk surga.” “Tuhan tidak akan memasukkan saya ke neraka hanya karena saya tidak hidup sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Zaman sudah berubah!” “Hanya orang yang betul-betul jahat, seperti orang yang suka mengganggu anak-anak dan pembunuh yang masuk neraka.”

Ini adalah alasan-alasan yang sering dikemukakan orang, namun kenyataannya, semuanya adalah bohong. Iblis, penguasa dunia, menanamkan konsep-konsep itu dalam pikiran kita. Dia, dan setiap orang yang mengikuti jalannya, adalah musuh Tuhan (1 Petrus 5:8). Iblis selalu menyaru sebagai pribadi yang baik (2 Korintus 11:14), tetapi dia menguasai semua pikiran yang bukan milik Tuhan. “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah (2 Korintus 4:4).

Adalah suatu kebohongan kalau dikatakan bahwa Tuhan tidak peduli pada dosa-dosa kecil, dan bahwa neraka disediakan hanya bagi “orang jahat.” Segala macam dosa memisahkan kita dari Allah, termasuk “dusta putih dan kecil.” Setiap orang sudah berdosa dan tidak seorangpun yang dapat masuk ke surga dengan upaya sendiri (Roma 3:23). Masuk ke surga bukanlah berdasarkan apakah kebaikan kita lebih banyak dari kejahatan kita. Kalau itu ukurannya, kita semua akan kalah. “Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia” (Roma 11:6). Tidak ada perbuatan baik yang dapat kita lakukan untuk membawa kita masuk surga (Titus 3:5).

“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya” (Matius 7:13). Bahkan jikalau semua orang hidup dalam dosa dan tidak banyak yang percaya kepada Tuhan, Tuhan tidak akan menerima itu sebagai alasan. “Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (Efesus 2:2).

Ketika Tuhan menciptakan dunia, dunia sempurna adanya. Segalanya baik. Kemudian Dia menciptakan Adam dan Hawa dan memberi mereka kehendak bebas sehingga mereka dapat memilih mau mengikuti dan menaati Tuhan atau tidak. Namun Adam dan Hawa, manusia yang pertama yang diciptakan Tuhan, digoda oleh Iblis untuk tidak taat kepada Tuhan dan mereka berdosa. Akibatnya mereka (dan semua orang yang lahir kemudian, termasuk kita) tidak dapat memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Maka Tuhan membuka jalan supaya kita dapat dipersatukan dengan Dia di surga. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Yesus dilahirkan supaya Dia dapat menunjukkan jalan kepada kita dan mati bagi dosa-dosa kita sehingga kita tidak perlu mati. Tiga hari setelah kematianNya, Yesus bangkit dari kubur (Roma 4:25), membuktikan kemenanganNya atas kematian. Dia menjembatani jurang antara Allah dan manusia sehingga kita dapat memiliki hubungan pribadi dengan Allah jika kita mau percaya.

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Kebanyakan orang percaya tentang Tuhan, termasuk Iblis. Tapi supaya diselamatkan, kita perlu berbalik kepada Tuhan, menjalin hubungan pribadi dengan Dia, berbalik dari dosa-dosa kita dan mengikuti Dia. Kita mesti percaya kepada Yesus dalam segala hal yang kita miliki dan lakukan. “Allah memungkinkan manusia berbaik dengan Dia, hanya kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Allah berbuat ini untuk semua orang yang percaya kepada Kristus; sebab tidak ada perbedaannya” (Roma 3:22). Alkitab mengajarkan kita bahwa tidak ada jalan lain untuk mendapatkan keselamatan selain melalui Kristus. Yesus berkata dalam Yohanes 14:6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6).

Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan karena Dia adalah satu-satunya yang dapat membayar hutang dosa kita (Roma 3:23). Tidak ada agama lain yang mengajarkan dalamnya dan seriusnya dosa kita dan akibat-akibatnya. Tidak ada agama yang menawarkan pembayaran dosa seperti yang disediakan oleh Yesus. Tidak ada “pendiri agama” lain yang adalah Allah yang menjelma menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14 – satu-satunya cara untuk melunasi utang dosa. Yesus haruslah Allah supaya Dia dapat membayar hutang kita. Yesus harus menjadi seorang manusia supaya Dia bisa mati. Keselamatan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus! “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah 4:12).

Bagaimana saya bisa benar di hadapan Tuhan?

Agar dapat menjadi “benar” dengan Tuhan, pertama-tama kita perlu tahu apa yang “salah.” jawabannya: dosa. “Tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” (Mazmur 14:3). Kita telah memberontak melawan hukum-hukum Tuhan, kita “sekalian sesat seperti domba” (Yesaya 53:6).

Kabar buruknya adalah bahwa hukuman dosa adalah kematian. “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” (Yehezkiel 18:4) Kabar baiknya adalah Allah yang Pengasih telah mencari kita untuk memberi kita keselamatan. Yesus mengumumkan bahwa maksud kedatanganNya adalah untuk “mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10), dan Dia mengumumkan bahwa rencanaNya sudah dipenuhi ketika Dia mati di atas salib dan mengatakan, "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30). 

Memiliki hubungan yang benar dengan Allah dimulai dengan mengakui dosa Anda. Langkah berikutnya adalah dengan rendah hati mengaku dosa kepada Tuhan (Yesaya 57:15) dan ketekadan untuk meninggalkan dosa. “Dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10).

Penyesalan semacam ini harus dibarengi dengan iman. Khususnya iman kepada kematian dan kebangkitan Yesus yang memungkinkan Dia menjadi Juruselamat Anda. “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang berbicara mengenai pentingnya iman, seperti misalnya Yohanes 20:27, Kisah Rasul 16:31, Galatia 2:16, 3:11, 26 dan Efesus 2:8.

Menjadi benar dengan Tuhan adalah berhubungan dengan respon Anda terhadap apa yang Tuhan telah lakukan atas nama Anda. Dia mengirimkan Juruselamat, Dia menyediakan korban yang menghapus dosa-dosa Anda (Yohanes 1:29), dan Dia menawarkan janji ini, “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.” (Kisah 2:21).

Ilustrasi yang indah mengenai penyesalan dan pengampunan ditemukan dalam perumpamaan Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32). Anak yang bungsu menghambur-hamburkan pemberian ayahnya dalam dosa yang memalukan (ayat 13). Ketika dia mengakui kesalahannya, dia memutuskan untuk kembali ke rumah (ayat 18). Dia menganggap bahwa dia tidak akan dianggap sebagai anak lagi *ayat 19), tapi dia salah. Sang ayah tetap mengasihi sang pemberontak yang pulang ke rumah itu dengan kasih yang tidak berubah (ayat 20). Segala kesalahannya diampuni dan pesta diadakan (ayat 24).

Allah setia dalam memelihara janji-janjinya, termasuk janji untuk mengampuni. “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mazmur 34:19).

Jikalau Anda ingin menjadi benar dengan Tuhan, berikut ini adalah sebuah contoh doa. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus yang akan menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini adalah sebuah cara untuk mengungkapkan kepada Tuhan bahwa Anda beriman kepadaNya dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia sediakan bagi Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk diselamatkan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang indah, yaitu karunia hidup kekal! Amin!”

Apa artinya menjadi orang Kristen yang lahir kembali?

Apa artinya menjadi orang Kristen yang lahir kembali? Bagian Alkitab yang sering dipakai untuk menjawab pertanyaan ini adalah Yohanes 3:1-21. Tuhan Yesus Kristus sementara berbicara dengan Nikodemus, orang Parisi yang ternama, dan anggota Sanhedrin (penguasa orang Yahudi). Nikodemus datang kepada Yesus pada malam hari. Nikodemus memiliki pertanyaan yang mau ditanyakan kepada Yesus.

Sementara Yesus berbicara dengan Nikodemus, Dia berkata, “…Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. (Yohanes 3:3-7).

Kata “dilahirkan kembali” secara harafiah berarti “lahir dari atas.” Nikodemus memiliki kebutuhan yang nyata. Dia memerlukan perubahan hati, suatu transformasi rohani. Lahir baru, lahir kembali, adalah tindakan Allah yang memungkinkan untuk hidup kekal diberikan kepada orang yang percaya (2 Korintus 5:17; 1 Petrus 1:3; 1 Yohanes 2:29; 3:9; 5:1-4, 18). Yohanes 1:12, 13 mengindikasikan bahwa “lahir kembali” juga berarti “menjadi anak-anak Allah” melalui percaya dalam nama Yesus Kristus. 

Secara logika muncul pertanyaan, “Mengapa seseorang perlu dilahirkan kembali?” Rasul Paulus dalam Efesus 2:1 mengatakan, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kepada orang-orang Roma, dalam Roma 3:23, sang Rasul menuliskan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Jadi, orang perlu dilahirkan kembali supaya dosa-dosa mereka diampuni dan agar dapat berhubungan dengan Allah.

Bagaimana hal itu dapat terjadi? Efesus 2:8,9 menjelaskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9). Ketika orang “diselamatkan,” dia dilahirkan kembali, diperbaharui secara rohani, dan sekarang orang itu menjadi anak Allah karena dilahirkan kembali. Percaya kepada Yesus Kristus, Dia yang telah membayar hukuman dosa ketika Dia mati di kayu salib, adalah arti dari “lahir kembali” secara rohani. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru …” (2 Korintus 5:17a)

Jikalau Anda belum pernah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, maukah Anda menerima gerakan Roh Kudus yang berbicara dalam hati Anda? Anda perlu dilahirkan kembali. Maukah Anda mengucapkan doa penyesalan dan menjadi ciptaan baru di dalam Kristus hari ini? “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Yohanes 1:12-13).

Jikalau Anda bersedia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda dan dilahirkan kembali, di sini ada sebuah contoh doa. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya dengan percaya kepada Kristus yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa-dosa Anda. Doa ini hanyalah sebuah cara untuk mengungkapkan iman Anda kepada Tuhan dan untuk berterima kasih kepadaNya untuk keselamatan yang Dia telah sediakan untuk Anda. “Tuhan, saya tahu saya telah berdosa terhadap Engkau dan saya pantas dihukum. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang sepantasnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya bertobat dari dosa-dosa saya dan percaya kepadaMu untuk menerima keselamatan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang ajaib, karunia hidup kekal! Amin!

Bagaimana saya menerima pengampunan dari Tuhan?

Kisah Rasul 13:38 menyatakan, “Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa.”

Apa itu pengampunan dan mengapa saya membutuhkannya?

Kata “mengampuni” berarti menghapus sampai bersih, memaafkan, membatalkan hutang. Ketika kita bersalah terhadap seseorang, kita minta pengampunan dari orang tsb. supaya relasi kita dapat dipulihkan kembali. Pengampunan bukan diberikan karena orang yang minta ampun pantas untuk diampuni. Tidak seorangpun yang pantas untuk diampuni. Pengampunan adalah tindakan kasih, kemurahan dan anugerah. Pengampunan adalah keputusan untuk tidak mendendam untuk apapun yang orang lakukan terhadap diri Anda.

Alkitab memberitahukan kita bahwa kita semua membutuhkan pengampunan dari Tuhan. Kita semua telah berdosa. Pengkhotbah 7:20 mengatakan, “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!” 1 Yohanes 1:8 mengatakan, “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” Semua dosa pada dasarnya adalah pemberontakan terhadap Tuhan (Mazmur 51:6) Akibatnya, kita sangat membutuhkan pengampunan dari Tuhan. Jikalau dosa-dosa kita tidak diampuni, kita semua akan melewatkan kekekalan dalam penderitaan sebagai konsekwensi dari dosa-dosa kita (Matius 25:46; Yohanes 3:36).

Pengampunan – Bagaimana saya mendapatkannya?

Kita bersyukur, Tuhan adalah Pengasih dan Pemurah, rindu untuk mengampuni dosa-dosa kita. 2 Petrus 3:9 mengatakan, “Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Tuhan ingin mengampuni kita, maka Dia menyediakan jalan pengampunan bagi kita.

Satu-satunya hukuman yang adil untuk dosa-dosa kita adalah kematian. Bagian pertama dari Roma 6:23 menyatakan, “Sebab upah dosa ialah maut …” Kematian kekal adalah upah dari dosa-dosa kita. Tuhan, dalam rencanaNya yang sempurna, datang menjadi manusia, Yesus Kristus (Yohanes 1:1,14). Yesus mati di salib menanggung hukuman yang kita seharusnya tanggung – kematian. 2 Korintus 5:21 mengajar kita, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus mati di salib untuk menggantikan kita menerima hukuman yang seharusnya kita terima! Sebagai Allah, kematian Yesus menyediakan pengampunan dosa bagi seluruh dunia. 1 Yohanes 2:2 memproklamirkan, “Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” Kebangkitan Yesus memproklamirkan kemenanganNya atas dosa dan kematian (1 Korintus 15:1-28). Puji Tuhan, melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, bagian kedua dari Roma 6:23 menjadi nyata, “…tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Maukah Anda menerima pengampunan untuk dosa-dosa Anda? Apakah Anda merasakan perasaan bersalah yang tidak kunjung lenyap? Pengampunan atas dosa-dosa Anda tersedia jika Anda menaruh iman percaya anda pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda. Efesus 1:7 mengatakan, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.” Yesus membayar hutang dosa kita supaya kita bisa diampuni. Satu-satunya yang perlu Anda lakukan adalah memohon pengampunan kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus, percaya bahwa Yesus sudah mati untuk membayar harga pengampunan, dan Tuhan akan mengampuni Anda. Yohanes 3:16-17 berisi berita yang indah ini, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Pengampunan – semudah itu?

Benar, semudah itu. Anda tidak dapat melakukan apa-apa untuk mendapatkan pengampunan. Anda tidak dapat membeli pengampunan dari Allah. Anda hanya dapat menerimanya, dengan iman, melalui anugrah dan kemurahan Tuhan. Jika Anda mau menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda dan menerima pengampunan dari Tuhan, Anda dapat berdoa dengan doa ini. Doa ini, atau doa apapun, tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya percaya kepada Yesus Kristus yang menyediakan pengampunan dosa. Doa ini hanyalah cara untuk mengungkapkan iman Anda kepada Tuhan dan untuk berterimakasih kepadaNya untuk pengampunan yang diberikan kepada Anda. “Tuhan, saya tahu bahwa saya telah berdosa kepadaMu dan saya pantas dihukum. Namun Yesus telah menanggung hukuman yang seharusnya saya tanggung sehingga dengan beriman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya berbalik dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk keselamatanku. Terima kasih untuk anugrah dan pengampunan dariMu! Amin!”

Saya seorang Muslim, mengapa saya perlu mempertimbangkan untuk menjadi seorang Kristen?

Mungkin aspek terpenting dalam hubungan antara Islam dan keKristenan adalah apa yang dikatakan oleh Qur’an mengenai Yesus. Qur’an mengatakan bahwa Allah mengutus Yesus dan mendukungNya dengan Roh Kudus (Sura 2:87), bahwa Allah mempermuliakan Yesus (Sura 2:253), bahwa Yesus benar adanya dan tidak berdosa (sura 3:46; 6:85; 19:19), bahwa Yesus dibangkitkan dari antara orang mati (Sura 19:33-34), bahwa Allah memerintahkan Yesus untuk mendirikan agama (Sura 42:13), dan bahwa Yesus naik ke Surga (sura 4:157-158). Karena itu, orang-orang Muslim yang sejati perlu mengenal dan memahami pengajaran-pengajaran Yesus dan menaatinya (sura 3:48-49; 5:46). 

Pengajaran-pengajaran Yesus dicatat oleh para muridNya secara terperinci dalam kitab-kitab Injil. Sura 5:111 mengatakan bahwa para murid diwahyukan oleh Allah untuk percaya pada Yesus dan beritaNya. Sura 61:6,14 menunjuk Yesus dan para muridNya sebagai penolong-penolong Allah. Sebagai penolong-penolong Allah, para murid Yesus pastilah mencatat pengajaran Yesus dengan akurat. Qur’an menginstruksikan orang-orang Muslim untuk menjunjung tinggi dan menaati Taurat dan Injil (Sura 5:44-48). Jikalau Yesus sama sekali tidak berdosa, segala yang diajarkanNya adalah sepenuhnya benar. Jikalau para murid Yesus adalah penolong-penolong Allah, mereka pasti mencatat pengajaran Yesus dengan akurat. 

Melalui Muhammad, Allah, dalam Qur’an menginstruksikan orang-orang Muslim untuk mempelajari Injil. Allah tidak akan memberi instruksi semacam itu jikalau Injil telah dikorup. Karena itu, salinan-salinan Injil pada zaman Muhammad adalah akurat dan dapat dipercaya. Ada salinan-salinan Injil yang mendahului zaman Muhammad sampai 450 tahun lamanya. Sebetulnya ada ribuan naskah-naskah Injil. Dengan membandingkan salinan-salinan yang paling kuno, dengan salinan dari zaman Muhammad, dan salinan dari zaman sesudah Muhammad dapat dilihat dengan jelas bahwa semua salinan Injil adalah konsisten dalam apa yang dikatakan mengenai Yesus dan pengajaran-pengajaranNya. Sama sekali tidak ada bukti bahwa Injil telah dikorup. Karena itu kita dapat yakin bahwa semua pengajaran Yesus adalah benar adanya, bahwa pengajaranNya dicatat dengan akurat dalam Injil, dan bahwa Allah memelihara keakuratan Injil. 

Apakah yang dicatat oleh Injil mengenai Yesus? Dalam Yohanes 14:6 Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan kepada Allah. Dalam Matius 20:19 Yesus berkata bahwa Dia akan disalibkan, mati dan akan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Injil dengan jelas mencatat bahwa semua ini terjadi persis sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan oleh Yesus (Matius 27-28; Markus 15-16; Lukas 23-24; Yohanes 19-21). Mengapa Yesus, nabi agung dari Allah, mengijinkan diriNya dibunuh? Mengapa Allah mengizinkannya? Yesus mengatakan “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Yohanes 3:16 berkata bahwa kasih Allah kepada kita cukup besar untuk mengirim Yesus untuk menjadi kurban menggantikan kita. 

Mengapa kita memerlukan Yesus untuk mengorbankan hidupNya untuk kita. Ini adalah KUNCI perbedaan antara Islam dan keKristenan. Islam mengajarkan bahwa Allah menghakimi kita berdasarkan apakah perbuatan baik kita lebih berat dari kejahatan kita. KeKristenan mengajarkan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu memiliki kebaikan yang lebih dari kejahatan mereka. Bahkan jika sekalipun ada kemungkinan untuk perbuatan baik lebih berat dari kejahatan, Allah begitu sucinya sehingga Dia tidak dapat mengijinkan seseorang masuk Surga kalau orang itu telah melakukan satu saja dosa. Hal ini meninggalkan kita dengan jalan ke neraka sebagai satu-satunya tempat untuk melewatkan kekekalan. Kesucian Allah menuntut penghakiman kekal bagi dosa. Itu sebabnya Yesus harus berkorban untuk kita. 

Sebagaimana diajarkan oleh Qur’an, Yesus sama sekali tidak berdosa. Bagaimana mungkin seseorang dapat hidup sepanjang hidupnya tanpa berdosa satu kalipun? Tidak mungkin. Kalau begitu, bagaimana Yesus dapat mencapainya? Yesus lebih dari sekedar manusia. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia dan Allah adalah satu (Yohanes 10:30), Yesus mengumumkan diriNya sebagai Allah dari Taurat (Yohanes 8:58). Injil dengan jelas mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dalam wujud manusia (Yohanes 1:1, 14). Allah tahu bahwa kita semua telah berbuat dosa dan karena itu tidak dapat masuk Surga. Allah tahu bahwa satu-atunya cara untuk dosa kita diampuni adalah kalau hutang dosa kita dilunasi. Allah tahu bahwa hanya Dia yang dapat membayar harga yang begitu tak terbatas. Allah telah menjadi manusia – Yesus Kristus – hidup secara sama sekali tak berdosa (Sura 3:46; 6:85; 19:19), mengajarkan berita yang sempurna, dan mati menggantikan kita, untuk membayar hukuman dosa kita. Allah melakukan ini karena Dia mengasihi kita, karena Dia ingin kita melewatkan kekekalan bersama dengan Dia di Surga. 

Jadi apa artinya ini bagi Anda? Yesus adalah kurban yang sempurna untuk dosa-dosa kita. Allah menawarkan pengampunan dan keselamatan kepada kita semua jikalau kita mau menerima hadiahNya ini (Yohanes 1:12), percaya pada Yesus sebagai Juruselamat yang telah menyerahkan hidupNya untuk kita – sahabat-sahabatNya. Jikalau Anda percaya pada Yesus sebagai Juruselamat Anda, Anda akan memiliki jaminan hidup kekal di Surga. Allah akan mengampuni dosa-dosamu, membersihkan jiwamu, memperbaharui rohmu, memberi Anda hidup yang berkelimpahan dalam dunia ini, dan hidup kekal di dunia yang akan datang. Bagaimana mungkin kita menolak hadiah yang begitu berharga ini? Bagaimana mungkin kita berbalik dari Tuhan yang mengasihi kita sedemikian sehingga mengorbankan diriNya untuk kita?

Jikalau Anda tidak pasti apa yang Anda percaya, kami mengundang Anda untuk mengucapkan doa ini kepada Allah: ”Ya Allah, tolonglah saya untuk mengetahui apa yang benar. Tolong saya untuk membedakan yang salah. Tolong saya untuk mengenal jalan yang benar kepada keselamatan.” Allah selalu menghargai doa semacam ini.

Jikalau Anda ingin menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda, berbicaralah kepada Allah, baik secara bersuara atau tak bersuara, dan katakan padaNya bahwa Anda menerima karunia keselamatan melalui Yesus. Jikalau Anda ingin berdoa, berikut ini adalah sebuah contoh doa: ”Allah, terima kasih untuk kasihMu kepadaku. Terima kasih untuk pengorbananMu bagiku. Terima kasih untuk menyediakan pengampunan dan keselamatan bagiku. Saya menerima karunia keselamatan melalui Yesus. Saya percaya Yesus sebagai Juruselamatku. Saya mengasihi Engkau, ya Tuhan dan menundukkan diriku kepadaMu. Amin!”

Jangan Dikorupsi

“Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku” (Kejadian 31:7)

Kisah Yakub yang dicurangi oleh Laban, pamannya saat bekerja padanya mengisahkan tentang realita kehidupan nyata. Penulis juga pernah mengalami hal yang sama sehingga bisa merasakan sakit seperti yang dialami Yakub saat itu. Tahun 2001-2006 adalah tahun dimana Penulis bekerjasama dengan seorang teman, singkat cerita akhirnya Penulis tidak mendapatkan hasil akhir yang baik. Laba yang ratusan juta dinolkan oleh rekan kongsi. Saat itu Penulis sangat kecewa dan marah. Rasanya ingin menuntut hak yang seharusnya milik Penulis.

Saat hendak mengakhiri kerjasama tersebut, Penulis mendapat rhema tentang kisah Yakub berpisah dengan Laban. Karena rhema tersebut maka Penulis bisa ‘move on’ dan melanjutkan hidup. Puji Tuhan, Penulis bisa mengampuni rekan kongsi tersebut, dan Tuhan mulai membukakan jalan yang kelihatannya tertutup. Tuhan mempertemukan Penulis dengan banyak orang yang mau mensupport. Ada yang mempercayakan barangnya untuk kami jual, dan ada juga yang mereferensikan kami ke supplier-suplier. Saat penulis ikhlas dan mau mengampuni, justru Tuhan mengganti dengan hal-hal yang lebih indah.
Hal yang Penulis dapatkan melalui kasus ini adalah, Pertama, kerjakan apapun yang Tuhan percayakan kepada kita dengan sepenuh hati. Apapun hasilnya Tuhan yang menjadi pembela kita. Kedua, jika saat ini kita mengalami masalah seperti Yakub, diperdaya rekan kongsi, komisi yang tidak kunjung cair, ampuni mereka dan bersyukurlah. Lakukan pekerjaan dengan tulus karena Tuhan melihat apa yang kita kerjakan. Ketiga, bagi seorang pimpinan, jangan menjadikan karyawan sebagai ‘sapi perah’ (bertindak seenaknya-red), berikan hak karyawan dengan pantas dan adil. Jangan sampai Tuhan yang menjadi lawan kita ketika kita bertindak tidak adil kepada karyawan.

Doa: Tuhan Yesus, ampuni kami jika selama ini bertindak tidak adil kepada orang lain, dan ajarkan kami untuk bersyukur dan mau mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Amin.

Yesaya 42:18-25

Kegagalan dan kebutaan Israel
Perikop ini berisi mengenai kegagalan dan kebutaan rohani dari Israel. Ternyata tidak semua orang yang mengaku percaya merupakan orang-orang yang taat dan setia kepada-Nya. Israel yang telah melihat banyak pekerjaan Tuhan yang ajaib tetap saja buta dan tuli rohani. Masih saja ada rasa tidak percaya dengan apa yang Tuhan sudah kerjakan melalui mereka. Oleh karena itu pada akhirnya Tuhan mengijinkan Israel dihantam oleh musuh-musuhnya.

Ay. 18-19 ~ Siapakah yang lebih buta dari Israel hambaKu? Siapakah yang lebih tuli dari utusan-Ku? (BIMK). Kebenaran ini memperingatkan kita bahwa sekalipun kita hamba Tuhan atau pelayan Tuhan atau sebagai utusan Tuhan, tiba-tiba kita bisa kehilangan Tuhan. Israel adalah bangsa yang dekat dengan Tuhan tapi mereka mengalami kebutaan dan tuli secara rohani. Karenanya seorang hamba perlu membangun hubungan setiap hari bersama Tuannya. Tidak cukup hanya mengalami mujizat, melihat hal-hal besar tapi hati tidak pernah terisi penuh dengan cinta-Nya Tuhan. Israel mengalami sebuah hal yang ironis karena sering melihat pekerjaan Tuhan tapi kehilangan Tuhan karena hati mereka keras.
Ay. 20 ~ You see many things, but do not pay attention. Your ears are open, but not any hears. (MKJV). Israel melihat banyak hal ajaib dari Tuhan tapi tidak memperhatikan. Hati bangsa Israel tidak benar-benar tertuju kepada Pribadi Tuhan. Telinga jasmani mereka mendengar kebenaran Tuhan tapi tidak benar-benar memperhatikan dan menyimpannya di dalam hati mereka. Inilah yang membedakan kualitas orang percaya apakah benar-benar memberi perhatian kepada Tuhan dan kebenaran-Nya.

Ay. 21 ~ The LORD is well pleased for His righteousness sake. He will magnify the Law and make it honorable. (MKJV). Tuhan ingin supaya Firman-Nya dihormati dan diagungkan. Dia ingin agar Firman-Nya menjadi perhatian umat-Nya dan dilakukan dengan kesungguhan hati. Inilah kesenangan Tuhan. Bangsa Israel melakukan yang sebaliknya. Meskipun telah melihat pekerjaan Tuhan yang ajaib tapi mereka tidak menghormati hukum-hukum Allah.

Ay. 24-25 ~ Ujungnya adalah ketika umat tidak berbalik dan bertobat maka Allah menyerahkan Israel kepada musuh. Jalan satu-satunya adalah kembali kepada Dia!

Sangatlah indah ketika orang-orang percaya kepada pemimpin mereka; dan lebih indah lagi ketika pemimpin percaya kepada orang-orangnya.

A Man Called Ahok

Si Mbah lagi nonton TV...,
pencet _channel 1_ film _
*Beranak Dalam Kubur*_...,
ganti _channel 2_..., film _
*Suster Ngesot*_...., ganti _
channel 3_..., film
*Pocong Kesurupan*
ganti _channel 4_..., film _
*Sundel Bolong*_...,
ganti _channel 5_..., film-nya _*Kuntilanak*_...,
ganti _channel 6_..., film-nya _
*Hantu Jeruk Purut*

Terus si Mbah panggil cucunya : "Le, coba lihat _antena TV_ diluar itu menghadap ke mana...???"    

Cucunya keluar terus menjawab : _"Mbah..., antena TV-nya menghadap ke kuburan...!!!"_
                 
Si Mbah : _"Oooaaalllaaa..., Le..., pantes film-nya horor semua...???"_
_"Kamu masih diluar...???"_     
          
Cucu :
_"iya Mbah..., lha kenapa tho Mbah...???"_
    
Si Mbah :
_"Coba itu antena TV-nya kamu putar menghadap
*MAKO BRIMOB*...,
Siapa tahu film-nya
*A Man Called Ahok*

😁😁😁😜😜😀😀😀🤠🤠🤠👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻

Kehidupan Kekal, Roma 5:8

Alkitab menunjukan jalan yang jelas untuk mendapatkan hidup kekal. Pertama, kita perlu mengakui bahwa kita telah berdosa kepada Tuhan: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Kita semua telah melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan dan pantas menerima hukuman. Karena pada dasarnya semua dosa kita adalah kepada Tuhan yang kekal, maka hanya penghukuman kekal yang pantas kita terima. “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23).

Namun demikian, Yesus Kristus, Anak Allah yang kekal dan tanpa dosa (1 Petrus 2:22) telah menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14) dan mati untuk membayar hukuman kita. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8). Yesus Kristus mati di salib (Yohanes 19:31-42), dan menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung (2 Korintus 5:21). Tiga hari kemudian, Dia bangkit dari antara orang mati (1 Korintus 15:1-4), menyatakan kemenanganNya atas dosa dan kematian. “Yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan” (1 Petrus 1:3).

Dengan iman kita harus meninggalkan dosa kita dan berbalik kepada Kristus untuk mendapatkan keselamatan (Kisah Rasul 3:19). Jika kita menaruh iman kita kepadaNya, percaya kepada kematianNya di atas salib untuk membayar dosa-dosa kita, kita akan diampuni dan diberikan hidup kekal di surga. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16). “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9). Hanya iman di dalam karya Yesus yang telah diselesaikan di atas salib yang merupakan satu-satunya jalan kepada hidup kekal! “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9).

Jikalau Anda ingin menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, berikut ini adalah sebuah contoh doa. Ingat, sekedar mengucapkan doa ini atau doa-doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanya dengan percaya kepada Yesus yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini hanyalah sebuah cara untuk mengungkapkan iman Anda kepada Tuhan dan berterima kasih kepadaNya untuk menyediakan keselamatan Anda. “Tuhan, saya tahu saya telah berdosa kepadaMu dan pantas untuk dihukum. Namun Yesus Kristus telah mengambil hukuman yang sepantasnya saya tanggung supaya melalui iman kepadaNya saya bisa diampuni. Saya bertobat dari dosa-dosaku dan percaya kepadaMu untuk keselamatanku. Terima kasih untuk anugrah dan pengampunanMu yang ajaib, untuk anugrah hidup kekal! Amin!”

Cara Mendidik Anak Yang Baik, Efesus 6:4

Orang tua harus sebisa mungkin memperagakan kehidupan Tuhan Yesus yang nyata dan dapat dirasakan oleh anak-anak mereka. Harus selalu diingat bahwa perbuatan orang tua lebih keras suaranya dari perkataannya. Kehidupan orang tua menjadi pola dengan mana anak-anak membangun atau membentuk dirinya. Inilah warisan yang bernilai kekal yang paling berharga melebihi apapun.⁣

Efesus 6:4 (TB)  Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Buta dan Tuli, Yesaya 42:18-25

Sekalipun bangsa Israel adalah umat Allah, namun banyak di antara mereka yang menutup mata dan telinga mereka terhadap firman Tuhan. Ketidakpercayaan dan kekerasan hati telah mengaburkan iman mereka. "Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan tuli seperti hamba Tuhan?" (19c, d). Sungguh sangat menyedihkan bila hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan namun mereka sendiri tidak melihat perbuatan Tuhan.

Awal penolakan terhadap Tuhan. Buta dan tuli rohani merupakan awal penolakan terhadap Tuhan. Akibatnya sangat fatal. Hukuman yang dialami Israel merupakan tindakan Tuhan agar mereka mau menyadari kesalahannya. Mereka harus mengakui bahwa mereka telah berdosa, tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan-Nya dan tidak mendengarkan pengajaran-Nya. Bagaimana keadaan mata dan telinga rohani kita? Perhatikanlah bahwa Tuhan marah karena ketidaktaatan. Adakah perbuatan kita yang akan membuat Tuhan murka? Seberapa jauh kita mengindahkan atau menyepelekan tindakan Tuhan dalam hidup kita? Bukalah mata dan telinga, agar nyata penyelamatan Tuhan dalam hidup Anda.

Doa: Tuhan, ampunilah aku bila selama ini kurang memperhatikan Engkau. Tolonglah agar telinga, mata serta hatiku selalu terbuka pada-Mu.

DIPERKAYA OLEH TUHAN


“Kekayaan dan kehormatan ada padaku, juga harta yang tetap dan keadilan” (Amsal 8:18)
Mungkin sebagian besar dari kita akan langsung sedih ketika melihat saldo rekening tabungan kita mulai menipis. Apalagi ketika menunggu tanggal gajian masih sekitar dua minggu lagi, tentunya makin tidak sabar untuk menunggu segera tiba saatnya gajian lagi.
Di saat itulah terkadang muncul pikiran untuk segera jadi kaya dengan harta berlimpah. Dan akhirnya pikiran tersebut bisa membuat orang tersebut menjadi kaya atau justru terperosok dalam dosa. Karena di saat seseorang ingin menjadi kaya, maka orang tersebut akan melakukan segala cara untuk meraihnya. Ada yang terus bekerja siang malam nyaris tanpa istirahat. Ada pula yang melakukannya dengan cara yang salah, yaitu melakukan kecurangan. Dan yang lebih buruk lagi, yaitu bila sampai berhubungan dengan alam gaib atau ritual mistis. Kekayaan memang menyenangkan bagi sebagian besar orang. Namun tentunya tidak boleh kita raih dengan cara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Karena itu, Raja Salomo pernah mengingatkan kita agar jangan bernafsu mengejar kekayaan (Ams. 23:4-5). Ambisi yang terlalu berlebihan justru membuat kita menyimpang dari ketetapan Tuhan. Sebaiknya segera dihindari.

Tidak ada larangan untuk menjadi kaya, asalkan mengutamakan Tuhan dalam hidup kita terutama dalam bekerja ataupun berbisnis. Selama kita memprioritaskan Tuhan dalam apapun bidang usaha kita, Tuhan yang akan membantu kita berhasil. Tak heran bila kita terkadang mendengar ada rekan kita yang telah berhasil di tempat kerjanya dengan naik pangkat. Ataupun juga seorang pengusaha yang sukses meningkatkan jumlah penjualannya. Semua itu adalah berkat campur tangan Tuhan sehingga bisa menjadikan seseorang kaya (Ams. 10:22). Sebaiknya andalkan Tuhan dalam setiap langkah kita sehingga Tuhan berkenan membantu meraih impian kita.

YESAYA 39:1-8


Israel sedang dirundung duka pada masa-masa ini, di mana kerajaan Asyur telah merebut Efraim atau kerajaan Israel utara. Hizkia, raja Yehuda berusaha mengamankan Yerusalem dari kekuatan Asyur, sehingga Hizkia bekerjasama dengan Merodakh, raja Babel untuk memerangi Asyur. Merodach-baladan (yaitu, Marduk-apla-iddina) adalah pangeran Chaldean dari suku Bit-Yakin yang memerintah Babel sebentar-sebentar selama tahun 722–703 SM. Peperangan Yehuda dan Babel melawan Asyur berakhir dengan pengepungan Asyur terhadap Yehuda. Namun, tangan Tuhan justru nyata ketika bangsa Yehuda sudah tidak bergantung pada Babel tetapi kepada tangan Tuhan yang kuat, sehingga Yehuda dengan cara Tuhan dilepaskan dari pengepungan Asyur (Yesaya 37).
Setelah Tuhan melepaskan Yehuda, Hizkia melakukan kesalahan besar yang kemudian menjadi penyebab hancurnya Bait Tuhan dan Yerusalem dan orang Yehuda menjadi tawanan di Babel. Semua ini berawal dari kunjungan raja Babel, Marodakh kepada Hizkia yang baru sembuh dari sakitnya. Hizkia menyaksikan segala harta kekayaan dan peralatan perang Yehuda kepada Raja Babel (Yesaya 38). Hizkia tidak menyaksikan tangan Tuhan yang hebat yang telah melepaskan bangsa ini dari pengepungan Asyur, Hizkia tidak bersaksi tentang Allah Israel sebagai penyebab kejayaan Yehuda.
Yesaya menyampaikan nubuat berotoritas tentang kehancuran yang akan dialami Yehuda (Yes. 39:5-7), namun semua ini tidak akan terjadi pada masa hidup Hizkia. Allah telah memberikan usia tambahan 15 tahun bagi Hizkia (Yes. 38:4-6) dan selama ia hidup nubuat ini belum digenapi (Yes. 39:8). Ini bukti bahwa Allah setia dengan perkataan-Nya dan tidak mengingkari janji-Nya. Bapak Gereja Clements menjelaskan bahwa Yesaya 39 merupakan nubuat nabi Yesaya tentang penghancuran Bait Tuhan dan Yerusalem oleh bangsa Babel yang kemudian terjadi pada tahun 587 SM. Secara khusus berfokus pada nasib dinasti Daud atau keturunan Hizkia dan perbendaharaan kerajaan yang akan dibawa ke Babel. Catatan penggenapan nubuat Yesaya ini tergenapi setelah penaklukan pertama Yerusalem pada tahun 597 SM (2 Raj. 24: 12-16)

HARTA YANG ABADI


“Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut” (Amsal 10:2)

Sebuah film di era tahun 80-an mengisahkan tentang perburuan harta karun berupa cawan suci. Tatkala semua pemburu sudah sampai di tempat yang dituju, ternyata ada banyak sekali cawan sehingga dibutuhkan kejelian dan pemikiran yang benar untuk dapat memilih cawan suci yang sesungguhnya. Dikisahkan, Si Penjahat sebagai orang yang rakus dan tamak memilih cawan yang berkilauan, sebaliknya Si Lakon utama sebagai orang yang bijak dan punya pengetahuan yang mendalam memilih cawan yang sederhana. Singkat cerita Si Penjahat mati akibat ulahnya sedangkan si Lakon utama hidup selamat lepas dari maut.
Dalam hidup ini sebagian besar manusia menghabiskan waktunya untuk mencari dan mengumpulkan harta. Anggapan bahwa harta bisa memberikan kebahagiaan masih melekat dalam diri kebanyakan orang. Memang harta duniawi dapat menjadikan orang hidup dalam kesenangan, namun apa gunanya banyak harta bila tidak dibarengi dengan kesehatan. Lebih dari itu, orang hanya memerhatikan kesehatan jasmani dengan menjaga pola makan, durasi waktu untuk istirahat, dan gaya hidup. Padahal, justru kesehatan rohani yang tidak kasat mata adalah kunci dari kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kesehatan rohani identik dengan jiwa dan perasaan yang bersukacita, bebas dari hal-hal yang negatif. Semakin rohani kita sehat semakin kita memiliki rasa pengenalan dan takut akan Allah. Jika ada rasa pengenalan dan takut akan Allah maka kita tidak akan melakukan perbuatan dosa dan hubungan kita dengan sesama akan terjalin harmonis. Tidak akan ada di kamus kita untuk memprioritaskan harta duniawi apalagi menghalalkan segala macam cara dalam memperolehnya. Ingatlah, harta duniawi hanya sementara dan dapat menjerumuskan kita ke dalam maut. Utamakanlah harta rohani yang abadi dan membawa kita kepada hidup yang kekal.

Doa: Ya Bapa, sesungguhnya dari Engkaulah semua berkat jasmani dan rohani yang kami miliki. Kini kami belajar untuk menjadi pribadi yang tidak lagi terikat kepada harta duniawi. Amin.

YESAYA 40:1-11


Meski murka, Allah tetap ingat kasih sayang-Nya (bdk. Hab. 3:2). Maka ucapan penghiburan tentang pemulihan umat dinyatakan setelah disampaikan berita penghukuman tentang kehancuran Yehuda yang akan diangkut ke Babel.
Nats hari ini dimulai dengan perkataan "Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku…" (ayat 1). Kata hiburkanlah diberikan dalam kata kerja perintah dalam bentuk jamak, yang mengacu pada tiga suara yang akan menyampaikan pesan Allah (ayat 3, 6, dan 9).
Suara pertama tentang "kemuliaan Tuhan". Jalan perlu dipersiapkan supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan (ayat 3-5). Metaforanya adalah seperti orang yang mempersiapkan kedatangan tamu VIP supaya tamu itu datang dengan cepat, tanpa halangan. Jalan yang akan dilalui Tuhan harus lurus (ayat 3), rata (ayat 4a, 4b), dan tanpa halangan (ayat 4c, 4d). Yohanes Pembaptis ialah orang yang menjadi suara itu kemudian, yang mengajak umat bertobat agar mereka siap menerima Tuhan Yesus ketika Ia datang.
Suara kedua tentang "firman Tuhan". Manusia hidup hanya sebentar saja, seperti rumput yang menjadi kering dalam sekejap, sedangkan firman Allah tetap untuk selama-lamanya (ayat 6-8). Di tengah kelemahan manusia yang fana, kita memiliki firman Tuhan yang akan tetap untuk selama-lamanya. Kita tahu sekarang Firman tersebut telah menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh. 1:14).
Suara ketiga tentang "tangan Tuhan". Suara yang berseru dengan nyaring tersebut menyerukan bahwa Tuhan Allah akan datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya yang berkuasa (ayat 10). Allah juga seperti seorang gembala yang akan menggembalakan dan menghimpun kawanan ternaknya dengan tangan-Nya (ayat 11). Melalui Kristus, Allah telah menyelamatkan kita dengan tangan-Nya yang kuat.
Ketika Allah memberikan penghiburan itu melalui nabi Yesaya, apa yang dijanjikan melalui ketiga suara tersebut belum terjadi. Namun sekarang kita telah melihat penggenapannya. Karena itu, janganlah kita larut dalam kesedihan. Kita harus terhibur dan bangkit karena telah mendapatkan keselamatan yang dijanjikan oleh Allah kepada setiap kita orang yang pecaya kepada-Nya.