Thursday, November 29, 2018

Yesaya 45:1-8

Dalam teks ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat. Koresy disebut “yang diurapi”, sekalipun dia bukan seorang penyembah Allah (ay. 4-5). Gelar “yang diurapi” merupakan gelar sama yang Allah berikan kepada Anak-Nya (Mesias atau Kristus). Koresy (550-530 SM) diurapi dalam arti bahwa ia dipakai Allah untuk melaksanakan tugas penting membebaskan Israel dari perhambaan supaya Allah dapat menyelesaikan rencana-Nya, memakai Israel untuk mengadakan keselamatan bagi umat manusia. Koresy mendirikan kerajaan Persia yang bertahan selama dua abad. Ia merebut Babel pada tahun 539 SM dan kemudian membiarkan orang Yahudi kembali ke negeri mereka (Ezr. 1:11).

Allah menyatakan kehendak-Nya, yaitu mengurapi Koresy menjadi alat-Nya. Hal ini sangat mengejutkan Israel sebab janji Allah untuk membawa Israel kembali dari tawanan, di mana Allah memakai raja bangsa Persia yang tidak mengenal Allah. Koresy ditempatkan Allah di posisi hamba-Nya yang diurapi (Yes 45:1). Koresy adalah raja Persia yang tidak mengenal Allah, namun dipercayakan Allah mengemban peran Daud (2 Sam. 7:8). Bagi Israel, tidak ada secercah pun harapan dalam rencana Allah. Allah sendiri akan membuat Koresy berhasil (2 Sam. 7:1-3). Allah memiliki banyak tujuan, yaitu: agar raja itu mengakui Yahweh sebagai satu-satunya Allah yang benar (ay. 5-6; bnd. 2 Sam. 7:3); supaya bangsa-bangsa lain mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah yang sejati (2 Sam. 7:6); dan bahkan semua itu demi kebaikan Israel sendiri (2 Sam. 7:4). Oleh karena itu, meragukan apalagi mempertanyakan keputusan Allah itu sama bodohnya seperti tembikar mempertanyakan penjunan (2 Sam. 7:9), atau sama kurang ajarnya seperti anak mempertanyakan kelahirannya pada orangtuanya (2 Sam. 7:10). Betapa pun sukar dipahami rencana Allah itu, Israel harus menerimanya sebagai keputusan Allah yang berdaulat (2 Sam. 7:13), di mana Allah mencurahkan anugerah-Nya untuk kebaikan umat-Nya di bumi ini (2 Sam. 7:8).
Allah melakukan semua ini untuk mendemonstrasikan kedaulatan-Nya. “Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, tidak ada yang lain di luar Aku” (ay. 6). Allah adalah Tuhan atas semuanya, dan tidak ada satu pun akan jadi tanpa Dia (ay. 7). Akulah yang menjadikan terang, Akulah yang menciptakan gelap, Akulah yang menjadikan nasib mujur dan Akulah yang menciptakan nasib malang. Allah menciptakan segala kebaikan dan penghukuman bagi mereka yang melawan Allah. Melalui tindakan penyelamatan yang Allah kerjakan ini, bangsa-bangsa lain di luar Israel menyadari dan mengakui Allah Israel adalah satu-satunya Tuhan. Sejak dari awal dunia diciptakan, Allah ingin menunjukkan kepada segala bangsa bahwa Dialah Allah yang berdaulat atas segala yang diciptakan. Sadarilah bahwa tanpa campur tangan Allah kita tidak mampu menyelamatkan dan melindungi diri kita sendiri.

No comments: