Wednesday, November 21, 2018

HARTA YANG ABADI


“Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut” (Amsal 10:2)

Sebuah film di era tahun 80-an mengisahkan tentang perburuan harta karun berupa cawan suci. Tatkala semua pemburu sudah sampai di tempat yang dituju, ternyata ada banyak sekali cawan sehingga dibutuhkan kejelian dan pemikiran yang benar untuk dapat memilih cawan suci yang sesungguhnya. Dikisahkan, Si Penjahat sebagai orang yang rakus dan tamak memilih cawan yang berkilauan, sebaliknya Si Lakon utama sebagai orang yang bijak dan punya pengetahuan yang mendalam memilih cawan yang sederhana. Singkat cerita Si Penjahat mati akibat ulahnya sedangkan si Lakon utama hidup selamat lepas dari maut.
Dalam hidup ini sebagian besar manusia menghabiskan waktunya untuk mencari dan mengumpulkan harta. Anggapan bahwa harta bisa memberikan kebahagiaan masih melekat dalam diri kebanyakan orang. Memang harta duniawi dapat menjadikan orang hidup dalam kesenangan, namun apa gunanya banyak harta bila tidak dibarengi dengan kesehatan. Lebih dari itu, orang hanya memerhatikan kesehatan jasmani dengan menjaga pola makan, durasi waktu untuk istirahat, dan gaya hidup. Padahal, justru kesehatan rohani yang tidak kasat mata adalah kunci dari kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kesehatan rohani identik dengan jiwa dan perasaan yang bersukacita, bebas dari hal-hal yang negatif. Semakin rohani kita sehat semakin kita memiliki rasa pengenalan dan takut akan Allah. Jika ada rasa pengenalan dan takut akan Allah maka kita tidak akan melakukan perbuatan dosa dan hubungan kita dengan sesama akan terjalin harmonis. Tidak akan ada di kamus kita untuk memprioritaskan harta duniawi apalagi menghalalkan segala macam cara dalam memperolehnya. Ingatlah, harta duniawi hanya sementara dan dapat menjerumuskan kita ke dalam maut. Utamakanlah harta rohani yang abadi dan membawa kita kepada hidup yang kekal.

Doa: Ya Bapa, sesungguhnya dari Engkaulah semua berkat jasmani dan rohani yang kami miliki. Kini kami belajar untuk menjadi pribadi yang tidak lagi terikat kepada harta duniawi. Amin.

No comments: