Wednesday, November 21, 2018

YESAYA 40:12-31

Pembuangan Yehuda ke Babel bertujuan untuk memurnikan dan mendidik Yehuda. Allah mendisiplin umat-Nya guna mempersiapkan umat-Nya menjadi bangsa yang terhindar dari penyembahan berhala. Namun situasi tersebut menimbulkan keraguan Yehuda akan Allah. Oleh sebab itu, Yesaya menyatakan dan menyuarakan bahwa Allah YAHWEH adalah Allah yang penuh hikmat, kebesaran, keagungan, dan kuasa kreatif-Nya (ay. 12-14). 

Hikmat Allah tidak bisa dibandingkan dengan hikmat manusia karena manusia adalah bagian dari ciptaan-Nya (ay. 12-14). Manusia tidak bisa mengajari Allah. Sebaliknya, manusia bergantung sepenuhnya kepada Wahyu Allah untuk mengerti diri-Nya. Kebesaran Allah tidak bisa dibandingkan dengan luasnya bumi dan isinya ataupun dengan keperkasaan bangsa-bangsa (ay. 15-17). Sebagai perbandingan luas hutan Libanon tidak mampu mencukupi kebutuhan kayu bakar dan binatang untuk dipersembahkan sebagai korban bakaran bagi Allah. Allah tidak dapat dibandingkan dengan hal-hal di atas. Kebenaran-kebenaran yang terungkap bertujuan untuk mengilhami umat-Nya untuk percaya kepada-Nya, di mana Allah sanggup melepaskan mereka dari penjajahan Babel dan menetapkan kerajaan-Nya untuk selama-lamanya.
Kelepasan dari pembuangan adalah bukti nyata bahwa sesungguhnya Allah Israel jauh lebih berkuasa dari-pada ilah-ilah bangsa kafir yang tak lebih daripada patung tuangan atau pahatan buatan manusia (ay. 18-20). Allah tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Dia adalah Allah, Pencipta langit dan bumi. Benda-benda di langit pun adalah ciptaan-Nya (ay. 26). Segala sesuatu yang ada di alam ini adalah ciptaan-Nya, termasuk bangsa-bangsa besar seperti Babel. Bangsa Israel boleh merasa kecil dengan negara adikuasa seperti Babel, tetapi di mata Allah, Babel tidak lebih daripada setetes air dalam timba atau sebutir debu pada neraca (ay. 15). Dalam sekejap, apabila Allah menyatakan penghakiman-Nya, para penguasa dunia ini pasti akan binasa (ay. 23-24). Segenap alam semesta, baik bumi maupun seluruh jagad raya wajib tunduk pada kekuasaan-Nya (ay. 25-26).
Pembuangan tidak membuktikan bahwa Allah tak berdaya. Tapi justru membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang adil, yang membalaskan dosa dengan penghukuman. Allah tetap Allah yang kekal, yang kuasa-Nya tidak berubah, dan pengertian-Nya jauh melampaui akal manusia. Alkitab mengatakan: tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (ay. 31). Oleh sebab itu, janganlah meragukan kuasa dan keagungan Allah, sebab Allah tidak dapat dibandingkan oleh siapapun. Dialah Allah yang bertindak dengan hikmat dan kebijaksanaan. 

No comments: